Biro Iklan Tangerang Selatan

Iklan On line

Iklan On line
Pasang Iklan Anda Disini

Hikayat Perkembangan Islam di Singapura

Jumat, 08 April 2016, 07:00 WIB

Hikayat Perkembangan Islam di Singapura

Red: Karta Raharja Ucu
Singapura
Singapura
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab

Ketika berada di Kampung Glam, Singapura hampir 10 tahun lalu, saya masih merasakan suasana Timur Tengah. Menjelajahi jalan-jalan berapit pohon palem di Bussorah Street, Arab Street dan Muscat Street, kita akan temukan toko-toko, kafe dan pusat jajanan, yang menjual berbagai produk, mulai dari produk khas Bali, batik pekalongan, karpet aneka warna, sampai nasi briyani dengan gulai kambingnya khas Timur Tengah.

Pada malam hari, di kawasan Kampung Glam termasuk Haji Lane kita dapat berjingkrak-jingkrak mengikuti irama zapin yang penggemarnya bukan hanya keturunan Arab, tapi juga India. Seperti juga yang sudah menjadi trend di rumah-rumah makan Timur Tengah di Jakarta, di Kampung Glam kita akan mendapati masyarakat yang tengah mengisap shisha (pipa rokok beraroma Timur Tengah).

Komunitas Muslim di Singapura, termasuk keturunan Arab, menikmati gaya hidup urban yang modern sambil tetap menjalankan kewajiban agama. Islam dianut secara luas oleh setidaknya 14 persen dari populasi total penduduk Singapura atau hampir setengah juta jiwa. 

Di Singapura terdapat 59 masjid banyak di antaranya berdiri di pusat perdagangan yang dirawat secara bersih, dengan tempat wudhu dan toilet seperti di hotel berbintang. Di antara masjid-masjid tersebut dibangun keturunan Arab, yang menurut salah seorang di antara mereka jumlahnya di Singapura sekitar 10 ribu jiwa.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Hikayat Perkembangan Islam di Singapura"

Posting Komentar