đđđ«đą đđđ§ đ đźđ§đ đđąđđ€ đ€đ đđšđĄđđŠđŠđđ đđ§đđŹ: đđąđŹđđĄ đđ§đŹđ©đąđ«đđđąđ đđđ§đ đđđ§đđđ€đđ« đđđŁđđ°đđ„đą
Diceritakan kembali oleh Mus Suherman. P. Ua kepada Ahmad Sant
Pendekar Mohammad Anas adalah salah satu tokoh besar dalam sejarah seni bela diri Tapak Suci. Namun, sebelum dikenal dengan nama tersebut, ia memiliki nama asli Tan Fung Wiek, seorang pemuda keturunan Tionghoa yang lahir dan besar di Pasar Baru, Jakarta Pusat. Masa mudanya penuh dengan gejolak, menjadikannya sosok yang ditakuti di lingkungannya. Temperamennya keras, dan ia sering terlibat perkelahian jalanan, menunjukkan keahliannya dalam berbagai seni bela diri yang dipelajarinya sejak usia muda.
Sumber keilmuan bela diri Tan Fung Wiek sangat beragam. Ia dikenal mempelajari Kung Fu dari perguruan Lo Ban Teng, sebuah perguruan legendaris yang berasal dari Tiongkok. Selain itu, ia juga menguasai Karate, Jujitsu, dan seni bela diri tradisional lainnya. Namun, keahliannya tidak selalu digunakan dengan bijak, dan ia sering kali menjadi biang keributan di lingkungan tempat tinggalnya. Meski demikian, ia memiliki prinsip yang kuat: apa pun yang diucapkannya adalah janji yang harus ditepati, sebuah karakter yang kelak menjadi dasar transformasi besar dalam hidupnya.
Pertemuan Tan Fung Wiek dengan Pendekar Barie Irsyad di Menteng, Jakarta Pusat, menjadi titik balik yang mengubah jalan hidupnya. Pendekar Barie Irsyad adalah seorang pendekar Tapak Suci yang dikenal tidak hanya karena keahliannya dalam seni bela diri, tetapi juga karena kebijaksanaan dan akhlaknya. Pertemuan itu bukan sekadar pertemuan fisik, tetapi juga adu kaweruh, di mana ilmu dan prinsip diuji. Barie Irsyad berhasil menunjukkan kepada Tan Fung Wiek bahwa seni bela diri sejati bukan hanya tentang kekuatan, tetapi juga tentang kebijaksanaan, pengabdian, dan moralitas.
Terkesan oleh kepribadian dan keahlian Barie Irsyad, Tan Fung Wiek memutuskan untuk mempelajari lebih dalam ajaran Tapak Suci. Ia kemudian mengikuti jejak gurunya hingga ke Yogyakarta, tempat ia mendalami ilmu bela diri sekaligus mengenal Islam dan nilai-nilai Muhammadiyah. Tak lama setelah itu, ia memutuskan untuk menjadi mualaf dan mengganti namanya menjadi Mohammad Anas, sebagai simbol transformasi spiritual dan personalnya.
Dalam perjalanan kariernya di Tapak Suci, Mohammad Anas memberikan kontribusi besar, salah satunya adalah menciptakan Jurus Rajawali. Jurus ini terinspirasi dari kekuatan dan keluwesan burung rajawali, simbol kebebasan dan ketangguhan. Proses penciptaan jurus ini tidak memakan waktu lama, hanya beberapa bulan. Namun, perjalanan untuk mendapatkan pengakuan sebagai materi jurus nasional Tapak Suci membutuhkan waktu sekitar satu tahun. Waktu pengambilan gambar video untuk dokumentasi jurus ini dilakukan di Masjid Kauman, Yogyakarta, pada tahun 1987. Jurus Rajawali menjadi warisan abadi Mohammad Anas, yang menunjukkan perpaduan antara seni bela diri dan nilai-nilai luhur.
Sebagai seorang guru, Mohammad Anas meninggalkan banyak pesan kepada murid-muridnya. Salah satu pesan yang paling sering ia sampaikan adalah, "Jadilah seperti air. Di mana pun kau berada, teruslah mengalir, melewati segala rintangan tanpa kehilangan jati diri." Ia juga menekankan pentingnya menggunakan ilmu untuk kemaslahatan orang banyak dan selalu memberikan warna terbaik di mana pun berada. Pesan-pesan ini sering disampaikan kepada murid-muridnya, termasuk kepada Mus Suherman, salah satu murid yang dipercayainya. Mohammad Anas juga berpesan agar ilmu pernapasan yang diajarkannya dapat terus dikembangkan demi manfaat yang lebih luas.
Kisah hidup Mohammad Anas adalah teladan yang mengajarkan bahwa perubahan adalah mungkin bagi siapa saja yang memiliki tekad dan kemauan. Dari seorang pemuda keras yang sering membuat onar, ia berubah menjadi sosok inspiratif yang memberikan warisan besar bagi Tapak Suci dan masyarakat luas. Perjalanan hidupnya adalah bukti bahwa dengan ilmu, iman, dan pengabdian, seseorang dapat meninggalkan jejak yang abadi di hati banyak orang.
Thanks to. Mus Suherman. P. Ua dan Musa Mahesa. P. Ua
0 Response to " đđđ«đą đđđ§ đ đźđ§đ đđąđđ€ đ€đ đđšđĄđđŠđŠđđ đđ§đđŹ: đđąđŹđđĄ đđ§đŹđ©đąđ«đđđąđ đđđ§đ đđđ§đđđ€đđ« đđđŁđđ°đđ„đą"
Posting Komentar